Postingan

  JALAN SALIB-JALAN INSAN DEBU TANAH Memaknai Masa Suci Sebagai Insan Debu Tanah Saya selalu mengendapkan dalam hati dan menyadari dengan seluruh budi lagu yang diciptakan oleh Cosmas Margono, dengan judul Hanya Debulah Aku . Lagu pendek dengan dua bait syair, yang selalu diyanyikan dalam ziarah tobat pra paskah untuk menempuh hidup kudus ini, menyingkapkan kesadaran diri tentang siapa sejatinya Allah, dan siapa serta bagaimana manusia harus menenun hidup dalam perziarahannya. Manusia, kata Cosmas, adalah debu. Dan oleh karena itu posisi sejatinya hanyalah alas kaki dari Tuhan. Di hadapan-Nya, manusia sangatlah rendah dan hina. Untuk menengadah menatap wajah Tuhan pun, manusia tidak layak. Hanya keramiman Tuhanlah, manusia seperti manusia sekarang. Dan oleh karena itu jangan membusung dada dan berperilaku sombong. Jangan pula menganggap bahwa hidup bisa dikemudi sendiri tanpa Tuhan. Justru masa suci inilah saat yang tepat untuk bertobat, memohon ampun, mempersembahkan penyesalan,
  BERLAYAR DENGAN ARAH “Hidup itu ibarat berlayar. Engkau bisa manfaatkan berbagai angin yang berhembus ke berbagai arah. Namun bila engkau sendiri tak tahu ke mana tujuan, dan sekedar mengikuti arah angin, maka anda sedang berada dalam bahaya”. Begitulah Robert Brault - seorang penulis Amerika - memberikan catatan tentang bagaimana memaknai hidup; sebuah catatan yang patut direkam oleh siapa saja, sebab bila hidup ini tidak dikemudi menuju tujuan yang mau digapai, sehingga sekedar   mengikuti ke mana angina berhembus, maka hanya ada beberapa akibat yang mungkin dialami. Anda akan terus terombang ambing di atas gelombang dan tenggelam. Atau anda akan tersesat dan berada di pantai yang tidak anda harapkan. Sebaliknya orang yang memiliki arah yang akan ia tuju, ia akan terus menatap tujuan, ke sanalah ia mengemudi bahteranya, kendati aneka gelombang harus ia hadapi. Rasanya Ayub, Paulus dan Ibu Mertua Petrus adalah sosok-sosok manusia yang memiliki arah ke mana biduk kehidupan itu
  BERTOLAK KE SEBERANG SAMBIL MEMBAWA YESUS Dua Minggu yang silam, 50-an umat Paroki Allah Tritunggal ikut merayakan Pesta 100 tahun lahirnya Keuskupan Pangkalpinang, yang secara khusus dirayakan oleh Kevikepan Utara di alun-laun Wali Kota Batam. Dengan menggunakan speed boat , mereka bertolak ke seberang, menari di atas gelombang musim utara. Ada yang mengapresiasi penyeberangan itu dengan tawaria, tetapi ada pula, khususnya ibu-ibu, tekun berdoa memohon kepada Allah agar melindungi mereka dalam penyeberangan. Sebab melintas ke seberang   di musim utara, apalagi dengan menggunakan speed boat,     sejatinya melawan takdir. Dan oleh karena itu perlu membawa Yesus. Rasanya seperti itulah kisah penyeberangan para murid yang ditampilkan Markus untuk menutup perziarahan pekan ini. Seperti menyeberang di musim utara, ombak menyembur masuk ke dalam perahu para murid, akibat taufan dahsyat. Semua murid panik. Untunglah mereka membawa Yesus. Dalam situasi batas di mana segala kekuatan manus
  IKUTLAH MENDERITA BAGI INJILNYA Malam ini, di group WA para imam, Romo Yos Balela mengirimkan pesan duka bahwa Romo Marcel Arnould MEP telah meninggal dunia di Prancis. Imam kelahiran La Bresse-Prancis, 23 Maret 1928 ini meninggal tanggal 20 Januari 2024 di rumah jompo MEP Prancis. Ketika masih diakon, saya menggantikan beliau di Paroki Belinyu, saat ia menjalani masa cuti tahunan. Dan ketika menjadi imam muda, saya hidup bersamanya di komunitas pastoran Katedral. Di samping sebagai bapa pengakuan, kehadiran dan sosoknya yang saleh menolong pertumbuhan imamat saya. Setiap kali, bila hanya kami berdua yang makan siang bersama, saya selalu mendengar kisah-kisah pribadi yang ia sharingkan, terutama mujisat-mujisat yang ia alami dari Bunda Maria, saat berada dalam penganiayaan komunis, ketika masih menjadi misionaris di Vietnam.   Kisah-kisah mujisat dari Maria yang ia alami dalam kepungan penganiayaan komunis membuat saya paham mengapa imam saleh ini memiliki devosi yang sangat kuat
  BERTOBAT Andi F. Noya, presenter Metro TV yang terkenal itu, suatu ketika di suatu malam 10 tahun silam, membagi pengalamannya kepada kami di Hotel Mulia, Jakarta. Dalam acara penggalangan dana itu, ia bercerita bagaimana ia dulu dan bagaimana Tuhan membelokkan jalannya. “Saya dulu bukan orang yang beriman, kendati aku Kristen. Sejak muda keasyikan saya hanya memburu berita dan bagaimana menggunakan waktu mengolah berita-berita itu. Sewaktu berkeluarga, hari minggu adalah hari yang paling baik untuk tidur panjang karena beristirahat total. Setiap hari Minggu, istri membangunkan saya untuk bersama-sama ke Gereja, tetapi saya menolaknya. Kalau toh harus pergi maka saya hanya mengantar sampai di depan pintu lalu pulang melanjutkan tidur.” Begitulah pemandu acara Kick Andy itu mengawali kisahnya. “Suatu ketika saya harus menjalani tugas jurnalistik ke Tajikistan. Perjalanan menuju ke sana hanya menggunakan pesawat kecil. Cuaca sangat-sangat buruk kala itu. Penerbangan baru dimulai
  JANGAN LUPA DIRI Tinggal dan hidup di dunia bukanlah mudah. Itulah fakta yang   harus diakui. Namun bila pengakuan itu menjadi alasan pembenaran diri, justru akan menimbulkan masalah. Masalah karena manusia itu sejatinya adalah peziarah. Ia tinggal dan berjuang di dunia tetapi juga diperintahkan untuk menjadikan dunia sebagai tempat lintas menuju tanah air abadi. Itulah sebabnya sejak awal Tuhan tak sembarang menciptakan manusia. Ia memang diciptakan dari tanah, tetapi serentak pula diciptakan seturut gambar Allah. Hidupnya pun bukan dari apa yang dihasilkan dunia melainkan langsung dari nafas Allah sendiri (bdk. Kej. 1: 26-27; 2: 7). Begitulah manusia. Ia diciptakan dari tanah sehingga terikat dengan dunia, namun hidupnya tidak tergantung dari dunia, melainkan tergantung sepenuhnya pada Allah. Itulah sebabnya   dunia bagi manusia bukan tempat hidup melainkan tempat ziarah; tempat lintas menuju Allah Sang Sumber Hidup. Agar manusia sanggup menjadikan dunia sebagai tempat ziarah i
  LAWAN! HARUS BERANI MENGUSIR SETAN Setan memang sosok misterius namun daya pengaruhnya tak ada tandingan. Manusia yang tak beriman selalu menjadi kawan persekongkolannya. Namun  manusia beriman pun tak kalah banyak yang ditariknya untuk mengikuti jalan dan kehendaknya. Kekuatannya mempengaruhi siapa saja tanpa memandang muka dan status yang disandangnya. Bahkan orang yang rajin masuk rumah ibadatpun bisa dijadikan rumah kediamnnya. Banyak orang berpikir sesat seakan-akan  setan itu hanya berwajah sangar dan menakutkan, sehingga bila ia merasuki seseorang maka orang itu akan dibanting-banting, gila, tak sadarkan diri, dll. Pemikiran seperti itu kendati benar tetapi juga keliru. Keliru karena setan itu banyak akal dan penuh tipu muslihat. Justru pengalaman membuktikan bahwa mayoritas manusia dirasuki olehnya, tanpa ia harus menampakkan wajahnya yang sangar dan menakutkan. Salah satu tanda sederhana yang bisa digunakan untuk mengukur diri dikuasai atau tidak dikuasai setan adalah ke