MENGKAIT: SISA ISRAEL Entah mengapa, dalam perjalanan pulang dari Anambas menuju Bintan, wajah Mengkait terus menggoda untuk dilukis di atas kanvas digital, saat mendengar lagu-lagu dangdut di buritan KM Bukit Raya, ketika laut Natuna Utara menutup pintu signal untuk alat-alat komunikasi. Bersama para imam Basepta, kami mengunjungi umat di pulau yang terletak di sebelah barat Tarempa ini, hari Sabtu silam 12 Oktober 2024, setelah menutup ret-ret dengan ekaristi dan salve besama umat, Jumat 11 Oktober 2024. Warna-warni catatan perjalanan outing Basepta ke Mengkait, Sabtu 12 Oktober 2024, itu yang ingin dikanvaskan di layar digital agar tak hilang ditelan waktu. Saya tidak tahu apakah Romo Sesar dan Romo Yopi sudah memerkirakan cuaca yang sedang terjadi di Anambas. Yang jelas kondisi laut menuju Mengkait, yang terkenal ganas, sangat-sangat tenang pagi itu. Begitu tenang sehingga Romo Yopi, yang pagi itu menjadi pengemudi speed boat paroki, berani mempercayakan kemudi kepada Ro
Postingan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Dari Pokok Nangka Menuju Rumah Rakyat (Kisah Sukses Jamson Orang Sagulung) Aku mengenalnya 20-an tahun silam, seiring perjalanan waktuku di Batam. Lumayan lama. Berbeda dengan si pendek Zakeus yang dilihat Yesus di atas pohon Ara, sosok ini justru selalu kulihat berada di bawah rimbunan pokok-pokok nangka, bersama sekelompok bapa-bapa, setiap kali selesai misa di kapel Fransiskus-Kaveling Baru, tahun 2002. Ada semacam ritus post ibadat yang ia lakoni selepas ibadat Hari Minggu, yakni selalu mengundang siapa saja untuk sekedar ngopi bareng, sambil bercerita ringan atau sekedar menciptakan suasana tawa ria melepaskan kepenatan setelah bersukacita bersama Tuhan dalam ibadat; terkadang pula membahas hal-hal yang lebih serius menyangkut nasib orang banyak. Begitulah kebiasaan yang sudah tertanam lumayan lama dalam dirinya, baik saat masih di kapel Fransiskus Kaveling Baru maupun ketika berpindah ke Gereja Paroki Maria Bunda Pembantu Abadi. Dia adalah Jamson Silaban. Keutamaan me
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
USKUP BUDI YANG BERBUDI Entah mengapa, air mata menetes spontan di senja 10 Agustus 2024 silam, ketika menyimak seluruh rangkaian acara penyambutan Mgr. Paulus Budi Kleden. Hatiku ikut terhanyut tatkala menyaksikan ribuan orang, tua-muda, laki-laki dan perempuan, muslim-katolik dan denominasi, pemerintah, rakyat dan petugas keamanan, bersesak-sesakan dan berdesak-desakan di jalan-jalan kota, hanya untuk menyambut seorang Budi Kleden, saat kakinya menginjakkan tanah Ende. Di atas mobil terbuka yang membawanya untuk menyapa umat yang menantikannya, tampak Uskup Budi membalas dengan tulus seluruh ekspresi umat yang menyambutnya itu, melalui tangan terbuka yang diangkat tinggi ke atas maupun tangan terkatup, sebagai pancaran penyerahan dirinya dengan seluruh hati dan budi, jiwa dan raga untuk melayani umat yang begitu rindu menantikan sang Gembala. Bagi para alumni Seminari San Dominggo-Hokeng, nama Uskup Budi tak lagi asing, bukan karena namanya tercatat di batu prasasti S
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
RABU PEKAN XX HATI YANG MURAH (Yeh. 34: 1-11; Mzm. 23: 1-6; Mat. 20: 1-16a) Kemurahan hati adalah memberikan sesuatu lebih dari yang kamu bisa (Generosity is giving more than you can). Demikianlah Khalil Girbran memaknai apa itu kemurahan hati. Itulah sebabnya, kata sang penyair Libanon ini lebih lanjut, “kemurahan hati tidaklah memberikanku sesuatu yang lebih aku butuhkan daripada kamu, tetapi memberikanku sesuatu yang lebih kamu butuhkan daripada aku (Generosity is not giving me that which I need more than you do, but it is giving me that which you need more than I do). Karena kemurahan hati merupakan ekspresi radikal seseorang untuk keluar dari belenggu egoismenya, serentak berkenosis demi memuliakan pribadi yang lain, maka kata Mariae von Ebner-Eschenbach, seorang penulis perempuan dari Austria, “kemurahan hati sebagai jalan kesempurnaan butuh kecerobohan”; bertindak out of the box, keluar dari pakem kelayakan publik. Rasanya benar apa yang direnungkan oleh penyai
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
SELASA PEKAN XX PESTA ST. BERNARDUS Yeh. 28: 1-10 Mazmur Tanggapan: Ul. 32: 26-28. 30.35c-36d; R: 39c Alleluya: 2Kor. 8: 9 Injil Mat. 19: 23-30 BACAAN I Yeh. 28: 1-10 TUHAN bersabda kepadaku, "Hai anak manusia, katakanlah kepada raja Tirus: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Karena engkau menjadi tinggi hati, dan berkata: Aku adalah Allah! Aku duduk di takhta Allah di tengah-tengah lautan. Padahal engkau adalah manusia, bukanlah Allah, walau hatimu menempatkan diri sama dengan Allah. Memang hikmatmu melebihi hikmat Daniel; tiada rahasia yang terlindung bagimu. Dengan hikmatmu dan pengertianmu engkau memperoleh kekayaan. Emas dan perak kaukumpulkan dalam perbendaharaanmu. Karena engkau sangat pandai berdagang engkau memperbanyak kekayaanmu, dan karena itu engkau jadi sombong. Oleh sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: Karena hatimu menempatkan diri sama dengan Allah maka, sungguh, Aku membawa orang asing melawan engkau, yaitu bangsa ya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
RINDU KAMPUNG (Catatan Perjalanan I) Baru seminggu kutinggalkan namun rindu kampungku segera bersemi. Entah kenapa rasa rindu untuk kampungku Hobamatan begitu merasuk masuk di kedalaman sanubariku, hari-hari ini. “Rindu untuk segera kembali ke sana” begitu menggelorakan jiwa, namun apa daya. Kata orang “bae tidak bae, kampung halaman lebe bae”, ternyata bukan sekedar isapan jempol. Demikian pula kata Orang Melayu:” kalau sudah minum air melayu, pasti lupa kampung halaman”, juga ternyata tak terbukti. Justru yang terbukti adalah:” di mana ditanam ketuban, rindu ke sana selalu membahana.” Begitulah! Pesta Perak Imamat RD. Andre Lemoro dan RP. Benny Leu, SVD ternyata bukan hanya membawa sukacita bagi mereka berdua, melainkan juga mendatangkan kebahagiaan bagiku, karena dengan kehadiran saya di moment kebahagiaan dua jubilaris ini, saya juga boleh berada di kampung, sejak 3-18 Juli 2024. Dengan mengikuti pesta perak RD. Andre, saya boleh menjumpai semua keluarga di Nusadani-Sol
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
JALAN SALIB-JALAN INSAN DEBU TANAH Memaknai Masa Suci Sebagai Insan Debu Tanah Saya selalu mengendapkan dalam hati dan menyadari dengan seluruh budi lagu yang diciptakan oleh Cosmas Margono, dengan judul Hanya Debulah Aku . Lagu pendek dengan dua bait syair, yang selalu diyanyikan dalam ziarah tobat pra paskah untuk menempuh hidup kudus ini, menyingkapkan kesadaran diri tentang siapa sejatinya Allah, dan siapa serta bagaimana manusia harus menenun hidup dalam perziarahannya. Manusia, kata Cosmas, adalah debu. Dan oleh karena itu posisi sejatinya hanyalah alas kaki dari Tuhan. Di hadapan-Nya, manusia sangatlah rendah dan hina. Untuk menengadah menatap wajah Tuhan pun, manusia tidak layak. Hanya keramiman Tuhanlah, manusia seperti manusia sekarang. Dan oleh karena itu jangan membusung dada dan berperilaku sombong. Jangan pula menganggap bahwa hidup bisa dikemudi sendiri tanpa Tuhan. Justru masa suci inilah saat yang tepat untuk bertobat, memohon ampun, mempersembahkan penyesalan,