LAWAN! HARUS BERANI MENGUSIR SETAN

Setan memang sosok misterius namun daya pengaruhnya tak ada tandingan. Manusia yang tak beriman selalu menjadi kawan persekongkolannya. Namun  manusia beriman pun tak kalah banyak yang ditariknya untuk mengikuti jalan dan kehendaknya. Kekuatannya mempengaruhi siapa saja tanpa memandang muka dan status yang disandangnya. Bahkan orang yang rajin masuk rumah ibadatpun bisa dijadikan rumah kediamnnya.

Banyak orang berpikir sesat seakan-akan  setan itu hanya berwajah sangar dan menakutkan, sehingga bila ia merasuki seseorang maka orang itu akan dibanting-banting, gila, tak sadarkan diri, dll. Pemikiran seperti itu kendati benar tetapi juga keliru. Keliru karena setan itu banyak akal dan penuh tipu muslihat. Justru pengalaman membuktikan bahwa mayoritas manusia dirasuki olehnya, tanpa ia harus menampakkan wajahnya yang sangar dan menakutkan.

Salah satu tanda sederhana yang bisa digunakan untuk mengukur diri dikuasai atau tidak dikuasai setan adalah ketidakmauan menghayati iman. Ukuran ini sederhana tetapi pasti karena orang yang tidak mau menghayati iman berarti ia menolak untuk dikuasai oleh Yesus. Beberapa fenomena, semisal: dendam yang berkepanjangan padahal ada kesempatan untuk berdamai dan merajut kasih, kecenderungan untuk melihat talenta orang lain sebagai ancaman sehingga bukan pujian melainkan cibiran yang diberikan, ketidakpedulian terhadap ekaristi dan berkonsentrasi pada kesibukan semu, pada hal mempunyai waktu untuk menguduskan diri di dalam Yesus, memiliki perasaan bangga bila komunitasnya rusak dan penuh konflik ketimbang menjadi pelaku perdamaian, mempermainkan agama untuk kepentingan diri dan bukan menjadikan agama sebagai jalan pengudusan, sehingga tunggu nikah dan baptis anak baru mulai aktif di KBG atau masuk ke gereja, menjadikan gedung gereja sebagai kotak sampah sehingga semua tisu dan popok anak dibiarkan berserakan di lantai, belum lagi ribut gaduh yang diciptakan akibat hilangnya kepekaan bathin dengan Allah; adalah beberapa contoh dari aneka pengalaman bagaimana setan merasuki manusia tanpa harus menampilkan wajah sangar dan menakutkan.  Perilaku-perilaku ini mungkin saja menyenangkan orang itu sekaligus menyenangkan setan, tetapi pada saat yang sama, perilaku ini menyakiti hati Tuhan, karena  jalan, perintah dan keteladanan hidup-Nya tidak diikuti oleh orang-orang yang mengimani-Nya.

Kebencian para ahli Taurat terhadap Yesus, sampai menilainya sebagai orang kerasukan Beelzebul, hanya karena Yesus mengusir setan, membuat bathin saya terhenyak hari ini:” Ketika seseorang dirasuki setan, ia akan memandang Yesus dengan kacamata setan, ia akan melihat kehadiran Yesus bukan sebagai Penyelamat melainkan sebagai pengganggu kehidupan. Ia akan  berperilaku dengan kekuatan setan dan bertindak dalam pengaruh setan". 

Satu-satunya cara adalah lawan.  Bila malas doa, lawan. Jangan cari alasan pembenaran. Bila malas misa, lawan. Jangan cari alasan pembenaran. Bila kata hatimu enggan untuk berdamai dengan seseorang, lawan. Jangan cari alasan pembenaran. Ketika komunitasmu memilih jalan-jalan setan untuk pertumbuhannya, lawan. Jangan cari alasan pembenaran.

Memang terkadang susah bahkan menggoncangkan hati, budi dan jiwa. Tetapi  seperti itulah kesaksian injil. Ketika seseorang memberi diri dikuasai Yesus, ia akan mengalami goncangan dahsyat. Namun lebih baik mengalami goncangan karena sudah dalam kuasa Yesus, daripada nyaman dalam rasa aman tetapi sedang dikuasi setan.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini