JANGAN
LUPA DIRI
Tinggal dan hidup di dunia bukanlah
mudah. Itulah fakta yang harus diakui. Namun
bila pengakuan itu menjadi alasan pembenaran diri, justru akan menimbulkan
masalah. Masalah karena manusia itu sejatinya adalah peziarah. Ia tinggal dan
berjuang di dunia tetapi juga diperintahkan untuk menjadikan dunia sebagai
tempat lintas menuju tanah air abadi. Itulah sebabnya sejak awal Tuhan tak
sembarang menciptakan manusia. Ia memang diciptakan dari tanah, tetapi serentak
pula diciptakan seturut gambar Allah. Hidupnya pun bukan dari apa yang
dihasilkan dunia melainkan langsung dari nafas Allah sendiri (bdk. Kej. 1:
26-27; 2: 7).
Begitulah
manusia. Ia diciptakan dari tanah sehingga terikat dengan dunia, namun hidupnya
tidak tergantung dari dunia, melainkan tergantung sepenuhnya pada Allah. Itulah
sebabnya dunia bagi manusia bukan tempat
hidup melainkan tempat ziarah; tempat lintas menuju Allah Sang Sumber Hidup.
Agar manusia sanggup menjadikan dunia sebagai tempat ziarah itulah, Allah tidak
menciptakan manusia setara dan serupa dengan makhluk lain ciptaan-Nya. Ia
menciptakan manusia justru serupa dengan diri-Nya sendiri dan menjadi penguasa
atas segala ciptaan, supaya ia tidak tergantung pada ciptaan melainkan
tergantung pada Allah.
Iblis
yang kemarin kita lawan berhasil membalik visi Allah ini. Ia berhasil
meyakinkan manusia bahwa Allah itu penipu. Ia berhasil memberikan argumentasi dangkal
tetapi dipercaya oleh manusia bahwa hidup manusia tergantung dari ciptaan; dan larangan
Allah itu hanya sebuah ketakutan Allah semata (Kej. 3). Sejak itu manusia terus dihadapkan pada dilemma
antara mengikuti kehendak Iblis atau kehendak Allah.
Perjuangan
Bunda Maria dan saudara-saudara Yesus untuk menjumpai dan berkomunio dengan Yesus
hari ini membuka cakrawala. Menakjubkan bahwa perjuangan itu tidak serta merta
membawa hasil karena hambatan yang mereka alami di lapangan. Namun kehadiran
mereka menjadi tonggak ganjaran dari Yesus kepada siapa saja yang berjuang
datang untuk berkomunio dengan Dia. Sebab perjuangan untuk datang demi komunio
dengan Yesus adalah sebuah perwujudan terhadap kehendak Allah.
Ya!
Yesus diutus Bapa agar manusia yang berziarah di dunia tidak bergantung pada
dunia melainkan kepada Allah. Ia diutus agar kendati manusia terikat dengan
dunia, namun tetap memiliki hidup abadi dalam diri-Nya berkat komunio dengan
Yesus. Dia diutus agar di dalam Dia, terlahir sebuah komunitas baru, bukan
komunitas yang tercerai berai akibat primordialisme, melainkan sebuah komunitas
yang satu, yang kudus dan katolik berkat ikatan dengan Yesus sendiri. Jangan lupa
diri.
Komentar
Posting Komentar