APAKAH YANG KAMU CARI

(Yoh. 1: 38)

Hari ini, pkl. 17.00, bertempat di alun-alun wali kota Batam, umat Kevikepan Kepulauan Riau akan merayakan 100 tahun berdirinya Keuskupan Pangkalpinang. Sebagai pendahuluan, tadi malam Kardinal Ignasius Suharyo, Mgr. Adrianus Sunarko, dan Romo Paschal Saturnus memberikan  rekoleksi untuk para imam, biarawan -  biarawati dan para aktivis Gereja yang diutus dari setiap paroki.

Romo Paschal mengisahkan bagaimana sejak awal kaum muda awam, entah itu Tionghoa maupun Flores berjuang dengan gigih untuk melahirkan Gereja, baik di Bangka Belitung maupun Kepulauan Riau. Kardinal Ignasius mengisahkan bagaimana perjuangan Gereja Perdana untuk menghidupi identitasnya di tengah gempuran ancaman dan tantangan. Dan Mgr. Sunarko memaparkan bagaimana perjalanan Gereja Keuskupan Pangkalpinang ke depan dalam lima prioritas yang disepakati, dengan terus berjuang menghidupi identitas sebagai Gereja yang merangkul kaum pendosa dan para penderita, Gereja yang cinta tanah air dan Gereja yang melakukan pendekatan budaya. Semua permenungan iman tadi malam itu dirangkum dalam puncak acara pada hari ini; puncak 100 tahun yang dimahkotai dengan kisah  tentang perkenalan Yohanes Pembaptis atas Yesus dan bagaimana Yohanes dan Andreas berjuang mengikuti Dia.

Yohanes penulis injil mengisahkan bahwa awalnya Yesus hanya melintas entah ke mana. Melihat Yesus melintas itulah, Yohanes langsung menunjuk Yesus seraya memperkenalkan Dia kepada kedua muridnya bahwa Yesus itulah Anak Domba Allah. Perkenalan seperti itu menyadarkan kedua murid itu bahwa Dia yang lewat adalah Pusat Paskah. Paskah artinya Tuhan lewat. Dia ini yang akan menebus dan membebaskan Israel yang baru. Dia inilah yang akan menggenapi seluruh kisah Mesir, yakni membebaskan manusia dari kekejaman dan belenggu dosa.

Yohanes berkisah bahwa ketika tahu yang lewat adalah Sang Anak Domba Allah-penggenap kisah Mesir, Yohanes dan Andreas segera meninggalkan gurunya, dan mulai meniti jalan baru. mereka mengikuti langkah kaki Tuhan dari belakang. Melihat entusiasme kedua murid itu, Yesus segera bertanya kepada keduanya  apakah yang hendak mereka cari, sehingga mereka mau mengikuti Dia? Dan ternyata hanya ada satu tujuan mereka yakni mau tahu di mana Yesus tinggal. Hanya itu. Dan karena mereka ingin mengetahui, merasakan, mencicipi tempat tinggal Tuhan, maka Tuhan tak mau menjawab di mana, dan membiarkan keduanya untuk mengikuti Dia dan merasakannya sendiri.

Saya tidak tahu bagaimana pengalaman kedua murid ini merasakan  tempat tinggal Tuhan. Namun satu fakta yang disajikan Yohanes adalah bahwa setelah mengalami dan mencicipi tempat tinggal Tuhan, Andreas segera pulang dan membawa saudaranya Petrus untuk merasakanya.

Kisah ini menakjubkan dan mengharukan. Menakjubkan karena entusisme Yohanes, Andreas dan Petrus dimulai dengan perkenalan atas identitas Yesus. Pengenalan akan Yesus memicu adrenalin untuk berjuang mengalami, merasakan, dan mencicipi tempat tinggal Tuhan. Pengetahuan akan siapa Tuhan dan tempat tinggal-Nya yang menakjubkan itu, yang membuat Andreas dan Yohanes berjuang berjalan mengikuti jejak kaki Tuhan, tak menyimpang ke jalan lain.

Kisah ini juga mengharukan karena ternyata seperti itu jugalah kisah  perziarahan iman sejak kelahiran 100 tahun silam di Keuskupan 1000 pulau ini. Pengalaman akan siapa Tuhan memicu Paulus Chen on Ngie di Selatan dan para nelayan Phinghai di Utara untuk terus mewartakannya, di tengah kesibukan mereka sebagai tabib (di selatan) dan nelayan (di utara). Ketika perkenalan itu hampir pudar dan mati, muncul para perantau Flores baik di selatan maupun utara, sehingga perlahan tapi pasti Gereja terus bertumbuh dan berkembang. Dan ketika Batam menjadi magnet industry, muncul insan-insan beriman dari berbagai sudut nusantara, sehingga keuskupan ini terus berkembang biak dari waktu ke waktu sampai di usianya yang ke 100 hari ini.

Namun hari ini, saat bersukacita atas usia ke 100 tahun, pertanyaan Yesus:” Apakah yang kamu cari,” seakan menjadi pertanyaan menggugat dan menggigit untuk dijawab.  Sebab pertanyaan Yesus ini akan melahirkan pertanyaan baru:” Apakah di zaman digital dan di tempat industry ini, orang masih bertanya:” Tuhan di manakah Engkau tinggal”,  sehingga terus berjuang mengikuti jejak kaki Tuhan seperti Yohanes dan Andreas? Atau justru Batam dan Lagoi sudah menjadi surga yang baru, sehingga orang tak perlu lagi mengikuti jejak kaki Tuhan untuk mengalami tempat tinggal-Nya?

Selamat HUT ke-100 Gerejaku. Ad multos annos.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini