INDAH
RENCANAMU TUHAN
Lilin advent terus bercahaya di
kamarku, kendati bukan berwarna ungu. Kubiarkan terus bernyala dan bercahaya, saat
menyambut hari baru, karena aku juga tak ingin Sang Cahaya sejati yang
diwartakan Yohanes Pembaptis menemukan aku dalam selubung gelap; lambang dosa
dan maut, sebagaimana diwartakan sang nabi di hari Minggu Gaudete, hari pertama
pekan suci Natal, yang dikenal dengan nama Seven O.
Biasanya hari pertama pekan suci
natal, yang selalu jatuh tanggal 17 Desember, bacaan yang dikumandangkan adalah
tentang tongkat kerajaan yang tak akan beranjak dari Yehuda sampai datang Dia
yang berhak atasnya. Kisah Kejadian 49 ini kemudian dimahkotai dengan silsilah
Yesus yang dihitung dalam kelipatan tujuh, sejak Abraham, yang ditenun dalam 42
generasi yakni Maria. Dari Marialah, generasi tingkat ketujuh akan menerima
tongkat Yehuda itu. Yesus adalah generasi tingkat ketujuh. Sebuah tingkat yang
dalam kisah penciptaan adalah tingkat paripurna, karena Allah melihat semuanya
amat baik adanya.
Silsilah Yesus ini tak dikumandangkan
sebagai kisah pertama seven O, di tahun 2023, karena tanggal 17 Desember jatuh
pada hari Minggu. Namun membaca dan merenungkan silsilah Tuhan dalam ziarah
seven O, membimbing kita para pendosa untuk sedikit menangkap rencana Tuhan
bahwa keselamatan manusia ditentukan oleh Yesus. Tanpa Yesus tak ada keselamatan.
Demi keselamatan manusia oleh Yesus Kristus
itu, Allah menetapkan perempuan istimewa yang dipilih secara khusus untuk
melahirkan-Nya, yang selalu dirayakan Gereja setiap tanggal 8 Desember. Perempuan
istimewa ini yang menjadi mempelai Roh Kudus. Di rahimnyalah Putra Allah akan
memasuki dunia untuk menyelamatkan
manusia dari dosa. Itulah sebabnya Ia harus diberi nama Yesus. Rencana Tuhan
ini yang mencahayai hati, budi dan jiwa bapa Yoseph kemarin, sehingga walau ia
sebelumnya bergulat dan berencana menceraikan Maria, berubah haluan ikut serta
dalam rencana Allah nan luhur itu. Ia menerima Bunda Allah.
Bukan hanya perempuan pilihan dari Allah
sendiri untuk melahirkan Yesus. Untuk menjadi bentara-Nya pun, Allah sendiri yang
menetapkannya. Seperti Yosef, Zakaria hari ini juga tak paham akan rencana itu.
Sebab secara manusiawi tak mungkin Elisabeth akan mengandung dan melahirkan. Bedanya,
Yosef taat akan Tuhan, Zakaria yang imam itu masih meragukan sehingga mulutnya
harus dibuat bisu, agar kuasa Allah sendiri yang bercerita tentang diri-Nya.
Elisabeth yang mandul mengandung. Kata Elisabeth, kandungannya itu adalah
perbuatan Tuhan atasnya. Elisabeth sadar diri bahwa walau secara manusiawi
tidak mungkin, bagi Allah segala sesuatu mungkin.
Begitulah rencana Allah yang menghiasi
ziarah pekan suci natal yang ditempuh dalam tiga hari ini. Kesempurnaan keselamatan
Allah untuk manusia yang berdosa hanya bisa terjadi dalam Yesus, walau pemenuhan
karya keselamatan itu harus dinantikan sampai 42 generasi. Demi keselamatan
manusia itu pulalah, Sang Penyelamat, walau harus menempuh jalan kelahiran
untuk memasuki dunia, namun serentak pula tidak melalui proses kawin mawin ala
manusiawi. Allah sendiri menyatakan dengan cara-Nya sendiri. Demikian pula, Yohanes
Pembaptis yang akan menjadi bentaranya juga akan ke dunia melalui jalur
kelahiran, namun perempuan yang melahirkannya adalah perempuan yang oleh ukuran
manusiawi sudah tak bisa melahirkan-mandul.
Rencana terindah Allah ini
menyingkapkan sedikit misteri yang terselubung saat sunyi masih menyelimut pagi.
Dosa yang menciptakan kemandulan rahmat atas manusia akan diubah menjadi
kesuburan oleh kuasa Allah. Demi kesuburan
rahmat itu misteri dahsyat kuasa Allah
akan disingkapkan. Kelahiran Sang Penyelamat terjadi dalam diri seorang perawan,
yang murni tak bercacat, tak bernoda, tak berada dalam ikatan dengan seorang
laki-laki. Perempuan ini hanya memiliki ikatan sempurna dengan Allah
Tritunggal, sebagai putri pilihan, sebagai mempelai, sebagai bunda.
Begitu indah rencana Tuhan. Hanya
ucapan syukur dan terimakasih yang bisa kupersembahkan dalam hati karena tak ada
kata yang sanggup mengekspresikan ketakjuban atas rencana Allah ini. Sebagai
kelanjutan dari ketakjubanku, aku akhirnya hanya bisa menyatukan diri dengan
Priskila, mendengarkan nyanyian jiwa yang ia ekspresikan dalam syair-syairnya
yang inspiratif:
Indah
rencana-Mu Tuhan, di dalam hidupku. Walau ku tak tahu dan ku tak mengerti semua
jalan-Mu… tapi ku mengerti sekarang, Kau tolong padaku. Kini ku melihat dan ku merasakan
indah rencana-Mu…..
Komentar
Posting Komentar