ADVENTUS

Masa Untuk Kembali

Yes. 40: 1-11; Mat. 18: 12-14

 

Tersesat selalu membuat seseorang tidak menggapai apa yang ia damba, tak mencapai tujuan yang ia inginkan; sebaliknya membuat seseorang mencapi dunia lain yang tak pernah ia duga. Tersesat selalu merupakan kegagalan dalam perjalanan.

Banyak orang yang akhirnya harus tersesat dalam hidup, sejatinya karena mereka melakoni hidup bagai domba yang sibuk mengamit rumput tanpa sejenak mengangkat muka melihat arah.  Mereka sibuk dengan dirinya sendiri, dengan jalannya sendiri, dengan keasyikan sendiri dan lupa akan suara gembala yang membimbing dan menuntun. Selain egois-individualis, kebanyakan orang tersesat karena terlalu asyik dalam kegemerlapan kota besar, atau tenggelam dalam gelapnya rimba raya, atau karena bingung akan luasnya padang gurun.  Dalam kondisi-kondisi seperti ini mereka lupa sudah berada di mana dan tak tahu ke mana sejatinya arah yang akan mereka tuju.

Tidak heran, Imanuel Kant, seorang filsuf dari Jerman, pernah mengatakan kapada para mahasiswanya demikian:” Man's duty is to improve himself; to cultivate his mind; and, when he finds himself going astray, to bring the moral law to bear upon himself (Tugas manusia adalah untuk memperbaiki dirinya sendiri; untuk mengolah pikirannya; dan untuk membawa hukum moral ke atas dirinya sendiri, bila dia menemukan dirinya tersesat). Kata-kata Kant ini menggugat siapa saja hari ini untuk menemukan kembali identitasnya sebagaimana  dikumandangkan Yesaya:” manusia itu bagai rumput yang cepat kering dan semaraknya  seperti bunga di ladang yang mudah layu. Sebab di tengah kehidupan yang penuh hutan rimba, ditaburi pajangan germerlap ala kota metropolitan, tetapi juga terus diwarnai luasnya padang gurun yang kering kerontang, orang butuh mengolah budi dan mengasah hati nurani; orang butuh membawa hukum moral ke atas dirinya sendiri.

Pengoalahan budi, pengasahan hati, pengembangan keutamaan moral dimaksud agar bila orang tersesat, ia kembali ke jalan yang benar. Kembali ke jalan yang benar itu yang disebut bertobat. Kata Yesus, orang yang kembali ke jalan yang benar dari ketersesatannya membawa sukacita besar pada diri Allah, bagai gembala yang bersukacita atas ditemukannya kembali seekor domba yang hilang.

Begitulah! Ketersesatan selalu memicu kehilangan. Dan kehilangan mengakibatkan putusnya hubungan antara domba dengan sang gembala serta putusnya hubungan dengan sesama domba yang berhimpun di kandang. Seperti itulah dosa dan segala akibatnya. Dan oleh karena itu, jadikan  masa adventus sebagai moment untuk bertobat. Kata Yesaya orang yang menjadikan Adventus sebagai kesempatan bertobat, ia sedang membuka jalan raya bagi Allah.

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini