ADVENTUS

Masa Untuk Ber-Duc In Altum (habis)

Manusia itu makhluk sejarah.  Ia hidup dalam tiga dimensi waktu: masa lampau, saat ini dan masa depan. Hanya orang bodohlah yang berpikr seakan ia hidup hanya saat ini, tanpa masa lampau dan tanpa masa depan. Kata Albert Einstein, walau manusia itu hidup saat ini, ia harus belajar pada masa lampau untuk berharap akan masa depan. Walau masing-masing dimensi waktu ( lampau-kini dan akan datang) berdiri sendiri, namun pada  manusia semua dimensi itu menyatu. “Saat ini” tak pernah berdiri sendiri terlepas dari jejak hidup yang pernah dilewati, pun pula tak pernah terpisah dari masa depan yang akan ia masuki.

Itulah sebabnya, tidak pernah orang bisa memasuki masa depan dengan mata buta, pikiran sesat dan jiwa yang lumpuh. Masa depan hanya bisa dimasuki oleh mereka yang membuka mata melihat masa lampau dan memaknainya pada masa kini dengan pikiran yang lurus, karena dia tahu dan sadar akan arah yang akan dituju demi keselamatan jiwa.  

Kedalaman makna Adventus yang ditanyakan sejatinya berkaitan dengan keberadaan manusia sebagai makhluk sejarah itu. Ada masa lalu yang kelam yang ditoreh dengan tinta hitam akibat perselingkuhan manusia dengan iblis di Eden, dan memutuskan hubungan cinta dengan Allah yang mencipta karena cinta. Akibat dari perselingkuhan itu, rahmat tak lagi mengalir dan kutuk menjadi kondisi yang membelenggu hidup manusia.

Pengalaman kelam itu yang menjadi alasan bagi Allah untuk datang. Sebab kendati kecewa atas ulah manusia yang menyalahgunakan kebebasannya sehingga menjerumuskannya ke dalam dosa, namun Allah, oleh kelimpahan kasih-Nya yang tak terbatas, telah menegaskan bahwa “perempuan ini dan keturunannya akan meremukkan kepala iblis”. Itulah sebabnya Hari Raya Maria Dikandung Tanpa Noda selalu dirayakan di awal adventus, karena keturunan yang dilahirkan oleh Marialah yang akan meremukkan kepala iblis. Itulah sebabnya Ia harus dinamai Yesus. Yesus artinya Penyelamat manusia dari dosa. Dia ini bukan sosok kaleng-kaleng. Untuk sekedar membungkuk mengikat tali kasut-Nya pun, tak ada manusia yang dianggap layak. Dia inilah yang akan datang untuk menyatukan lagi hubungan manusia dengan Allah, karena dalam dan oleh Dialah kuasa iblis diremukkan, walau peremukan kepala iblis-penyelamatan manusia dari dosa - ditempuh dengan pengorbanan diri sebagai Anak Domba penghapus dosa.

Demi keselamatan manusia itulah, Ia harus berinkarnasi menjadi manusia lemah, dilahirkan oleh Perawan Maria di kandang hina. Inilah potret kedatangan-Nya yang pertama ribuan tahun silam; kedatangan-Nya untuk menebus. Namun Ia akan datang kembali yakni kedatangan-Nya yang kedua. Dalam kedatangan yang kedua ini, Ia datang sebagai Raja Semesta Alam, Penguasa dan Penyelenggara kehidupan untuk menghakimi yang hidup dan yang mati. Untuk kedatangan kedua ini, tak pernah ada yang tahu, tetap misteri, hanya Bapa saja yang mengetahui.

Manusia kristiani selalu berada dalam dua dimensi kehidupan ini: antara sejarah penebusan yang telah dilakukan Allah ke atasnya dalam kedatangan pertama dan masa depan penghakiman dalam kedatangan kedua yang tetap misteri itu. Situasi hidup manusia kristiani yang tak pernah terlepas dari dua dimensi antara penebusan dan penghakiman itulah, menjadi alasan mengapa Masa Adventus mendapatkan tempat dalam ziarah iman manusia kristiani. Sebab hanya orang yang tahu dan sadar serta sanggup memaknai maksud kedatangan Tuhan yang pertama, dialah yang sanggup membuka diri dan menenun hidup masa kininya dengan baik sebagai persiapan untuk menyambut kedatangan Tuhan yang kedua.

Itulah sebabnya mengapa lilin-lilin adventus dinyalakan di atas hamparan korona dengan hiasan dedaunan hijau cemara. Sebab dengan simbol-simbol ini, manusia yang selalu tenggelam dalam kesibukan dunia untuk mengais hidup, selalu diingatkan bahwa perselingkuhan manusia dengan iblis yang mengakibatkan kutuk sejatinya terjadi oleh  karena manusia mengabaikan Allah. Allah harus menjadi sumber harapan, cintakasih, sukacita dan kedamaian di tengah kutuk-kutuk dunia. Ketika dunia dianggap sebagai sumber harapan, cintakasih, kedamaian dan sukacita sebagaimana diperbuat “perempuan itu (Eva)” dan “manusia itu” (Adam), sehingga mengabaikan dan memutuskan hubungan Allah, maka masa depan keselamatan untuk diri sendiri sudah bisa ditebak.

Oleh karena itu mari gunakan masa adventus untuk meningkatkan bobot kristianitas kita, dengan mencahayai hidup melalui pelita Sabda Allah untuk menyambut Sang Cahaya yang semakin mendekat. Mari gunakan Masa Adventus sebagai moment untuk membuka mata melihat masa lampau penebusan kita yang diperbuat Kristus dalam kedatangan-Nya yang pertama, agar kita sanggup memaknai hidup masa kini kita dengan pikiran yang lurus, agar masa depan keselamatan jiwa terjamin, kendati kedatangan kedua Tuhan masih terselubung misteri.

Selamat berakhir pekan. Selamat memasuki Pekan II Adventus. Dominus vobis cum.  

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini