ADVENTUS

Masa Ber-Duc In Altum (4)

Adventus sebagai masa bagi Gereja untuk menghidupkan lagi penantian akan Mesias, supaya umat beriman mengambil bagian dalam persiapan yang lama menjelang kedatangan yang pertama Penebus dan membaharui di dalamnya kerinduan akan kedatangan-Nya yang kedua (KGK 524) itu, memicu Gereja awal untuk menjadikan hari Minggu yang dekat dengan Pesta Santo Andreas Rasul (30 November), antara tanggal 27 November sampai 3 Desember sebagai awal masa adventus. Mulai hari itu sampai Hari Minggu, tanggal 24 Desember, Gereja menetapkannya sebagai masa Adventus.

Salah satu referensi paling awal mengenai periode persiapan menjelang Natal, yang kita sebut adventus, berasal dari tulisan St. Athanasius pada abad ke-4, meskipun praktik dan durasi persiapan ini bervariasi antara Gereja Timur dan Barat. Gereja Timur (orthodox) menekankan puasa dan pengampunan dosa pada masa ini, sementara Gereja Barat, khususnya di Roma, meletakkan dasar bagi apa yang sekarang kita kenal sebagai Adventus. Dalam kurun waktu hari-hari ini, Gereja mengajak  Umat-Nya untuk berefleksi dan melakukan persiapan rohani yang mendalam untuk menyambut dan merayakan kedatangan Yesus Kristus dalam kelahirannya di hari Natal, tetapi juga untuk merayakan hidup baru yang dibawa oleh Sang Juru Selamat itu dalam penantian kedatangan-Nya kembali.

Pada akhir abad ke-5, Paus St. Gregorius Agung memainkan peran penting dalam membentuk Adventus sebagai masa liturgi khusus, yang berlangsung selama lima hingga enam minggu, tergantung pada hari Minggu yang berdekatan dengan Pesta St. Andreas Rasul. Pada masa ini fokus perayaan dan pewartaan iman diarahkan pada tema-tema seperti kedatangan kedua Kristus, Penghakiman Terakhir, dan Kelahiran Kristus, yang menghubungkan aspek-aspek "kedatangan" Kristus di masa lalu, sekarang, dan masa depan. Tema-tema ini diangkat pada masa adventus dengan maksud untuk menuntun Umat Katolik dalam refleksi atas imannya, meningkatkan pertumbuhan rohani, dan merangkul harapan dan janji kedatangan Kristus, baik dalam peristiwa sejarah kelahiran-Nya maupun dalam penantian akan kedatangan-Nya di masa depan, demi mempersiapkan hati dan pikiran untuk menyambut kedatangan Juruselamat.

Dalam perjalanan waktu, Gereja-Gereja Jerman menyempurnakan-nya dengan Korona Advent yang dihiasi dengan dedaunan cemara, untuk menambah bobot refleksi dan persiapan rohani umat. Korona atau lingkaran untuk menegaskan kepada manusia akan kasih Allah yang tak berkesudahan; yang tak ada awal dan akhir. Demikian pula hiasan daun-daun cemara berwarna hijau untuk menegaskan harapan akan kehidupan abadi yang dibawa oleh Dia yang akan datang. Di atas korona yang dihiasi daun-daun cemara itu ditancapkan empat lilin, lambang Sang Cahaya yang datang menghalau gelap. Lilin-lilin itu akan dinyalakan satu per satu pada setiap hari minggu selama masa adventus. Semakin bercahaya lilin karena semakin banyak dinyalakan, semakin intensif persiapan rohani, karena semakin dekat kedatangan Kristus. Di dalam keluarga-keluarga krisristiani, lilin-lilin itu menolong mereka untuk tekun mencahayai hidup dengan merenungkan Sabda Allah, sebagai persiapan spiritual menyambut kedatangan Tuhan.

 Lilin pertama yang dinyalakan pada hari Minggu saat pembukaan adventus sering disebut lilin harapan. Lilin itu akan dinyalakan selama pekan I Adventus. Sambil memelihara harapan akan kedatangan Tuhan, pada hari Minggu II Adventus, lilin kedua juga dinyalakan selama sepekan, sehingga semakin bercahaya, pertanda Tuhan terus berjalan menuju umat-Nya. Lilin kedua adventus ini sering disebut lilin cinta kasih. Sebagaimana lilin pertama dan kedua, lilin ketiga mulai dinyalakan pada hari Minggu ketiga adventus, yang sering disebut Minggu Gaudete, dan terus dinyalakan sepanjang pekan ketiga, sehingga semakin berbinar terang pertanda sang Cahaya hampir memasuki dunia. Karena lilin ini adalah ekspresi sukacita manusia akan kedatangan Tuhan yang semakin mendekat, maka ia berwarna merah muda, dan disebut pula sebagai lilin suka cita. Akhirnya lilin keempat yang dinyalakan pada hari minggu keempat adventus sering disebut lilin kedamaian.

Sebagai puncak dari seluruh ziarah adventus, lilin kelima yang berwarna merah dinyalakan saat malam kelahiran tiba. Lilin ini sering disebut lilin Kristus. Pada Kristus inilah seluruh penantian manusia berabad-abad digenapi. Kegelapan dosa dihalau oleh cahaya-Nya yang berbinar terang. Sebab Dia adalah Terang dari Terang, Allah benar dari Allah benar. Ia dilahirkan bukan dijadikan, sehakikat dengan Bapa; segala sesuatu dijadikan oleh-Nya. Begitlah iman katolik yang diikrarkan dalam Konsili Nicea (bersambung).

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini