ADVENTUS

Masa Ber-Duc In Altum (3)

Ajaran iman yang menyatakan bahwa dalam perayaan liturgy adven, Gereja menghidupkan lagi penantian akan Mesias; dengan demikian umat beriman mengambil bagian dalam persiapan yang lama menjelang kedatangan yang pertama Penebus dan membaharui di dalamnya kerinduan akan kedatangan-Nya yang kedua (KGK 524), menimbulkan pertanyaan fundamental: siapakah Dia yang datang itu, sehingga kedatangan-Nya dinyatakan sebagai sebuah kejadian yang begitu dahsyat dan perlu sebuah persiapan lama?

Yesaya menyatakan bahwa Dia yang datang itu adalah Imanuel (Yes. 7: 14). Imanuel berarti Allah menyertai umat-Nya (Mat. 1: 23). Dengan mengatakan Imanuel, yang berarti Allah menyertai umat-Nya, Yesaya hendak mnenegaskan sebuah peristiwa sebelumnya yang telah berlansung berabad-abad. Peristiwa itu adalah peristiwa Allah tidak lagi berjalan bersama; Allah tidak lagi berserta umat-Nya. Peristiwa ini yang disebut sebagai dosa. Dosa artinya putusnya hubungan manusia dengan Allah. Akibatnya jurang pemisah antara Allah dan manusia tercipta. Dengan terciptanya jurang maka rahmat dari  Allah tak lagi bisa menyapa manusia, dengan resiko kutuk menjadi pengalaman buruk yang tak tahu kapan berakhir.

Begitulah situasi di Eden ketika manusia (Adam dan Eva) memutuskan untuk percaya kepada bisikan iblis dan  tak lagi membutuhkan Allah, tak lagi membangun kualitas hidup dalam tuntunan dan bimbingan-Nya, akibat rusaknya sensor  pengetahuan baik dan jahat oleh kuasa iblis itu (Kej. 3: 1-14). Sejak saat itu, komunio Allah - manusia tak lagi terjalin; kebahagiaan sebagaimana dialami sebelumnya tak lagi dirasakan. Rahmat tak lagi dicicipi, selain kutuk turun temurun untuk perempuan itu (Eva) dan manusia itu (Adam) (Kej. 3: 16-19).

Menakjubkan bahwa walau perilaku dosa membuat manusia menjauhi Allah, namun oleh belas kasih-Nya yang berlimpah ruah, dosa tidak membuat Allah menjauh dan tak lagi hirau akan sengsara umat-Nya. Sebab sejak di Eden, tat kala manusia memutuskan hubungan dan tak mau bersama Allah, Allah telah menegaskan janji penebusan-Nya di hadapan iblis:

“Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dengan perempuan ini (bukan perempuan itu), antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukan kepalamu dan engkau akan meremukkan tumitnya” (Kej. 3: 15).[1]

Janji Allah tentang sosok Perempuan ini dan keturunannya yang akan meremukkan kepala iblis itu yang diwartakan oleh Yesaya. Imanuel memang akan datang, tetapi kedatangan-Nya yang pertama  ke dunia adalah melalui kelahiran oleh seorang perempuan muda (Yes. 7: 14). Visi kedatangan-Nya adalah untuk meremukkan kepala iblis. Itulah sebabnya, ketika lahir ke dunia, Ia harus dinamai Yesus, karena Dialah yang menyelamatkan manusia dari dosa mereka (Mat. 1: 21). Karena Dia ini datang untuk menyelamatkan manusia dari dosa, maka Yohanes Pembaptis menyebut-Nya Anak Domba Allah, karena penebusan-Nya atas dosa manusia ditempuhnya dengan pengurbanan diri (Yoh. 1: 29).

Namun demikian, kata Yohanes Pembaptis, sosok yang datang ini bukan “kaleng-kaleng”. Untuk membuka tali kasut-Nya pun, Yohanes merasa tidak pantas (Yoh. 1: 27). Sebab memang Ia yang datang itu adalah Mahaagaung dan Mahatinggi. Ia terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia. Ia adalah gambar Allah yang tak kelihatan. Di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan maupun yang tak kelihatan, baik singgasana maupun kerajaan, baik pemerintah maupun penguasa (Kol. 1: 15-17). Dia inilah yang dinantikan berabad-abad selama 42 generasi dan dilahirkan oleh Sang Perawan, demi memenuhi dan menggenapi perjanjian Allah  di Eden, yakni untuk meremukkan kepala iblis. Itulah sebabnya Ia harus dinamai Yesus, yang artinya Penyelamat manusia dari dosa.

Begitulah dimensi ganda misteri adventus.  Dari sisi momentum, ia memberi perspektif masa lampau saat kedatangan pertama sekaligus membawa manusia ke masa depan pada kedatangan-Nya yang kedua. Di saat yang sama, ia juga memberikan gambaran sosok Allah yang mengosongkan diri saat kedatangan-Nya yang pertama ketika lahir dari Sang Perawan demi meremukkan kepala iblis, serentak mengingatkan manusia untuk selalu berjaga dan waspada mempersiapkan diri menyambutkan kemuliaan-Nya, saat kedatangan-Nya yang kedua, entah kapan (bersambung).



[1] Kalau iblis dengan “perempuan itu”, yakni  Eva adalah hubungan dua besti. Tapi hubungan iblis dengan “perempuan ini” adalah hubungan musuh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini