AMPUNILAH
Bryant H. McGill pernah mengatakan:” Tidak
ada cinta tanpa pengampunan, dan tidak ada pengampunan tanpa cinta (There is no
love without forgiveness, and there is no forgiveness without love). Kata-kata ini mengingatkan saya akan kisah Hilari
Clinton, saat kehidupan rumah tangganya diterpa badai oleh isu perselingkuhan
Bill Clinton dengan Monica Lawnsky. Tidak mudah first lady Amerika itu menghadapi prahara yang demikian dahsyat,
karena perselingkuhan Bill Clinton dan Monika bukan hanya menggoyahkan
kehidupan rumah tangga mereka, tetapi juga menggoyahkan kedigdayaan Amerika
sebagai Negara super power. Keluarga
Clinton yang sebelumnya terkenal begitu ideal di negaranya, karena Clinton dan
Hilary tampak saling menopang dan senantiasa memancarkan cinta dan persekutuan,
tiba-tiba dihadapkan dengan sebuah kesaksian yang tak terbantahkan bahwa
diam-diam Bill rupanya membuat serong tak senonoh, yang tak pernah tercium public
bahkan oleh Hilari sendiri.
Pilihan begitu rumit,
cerai atau tetap bertahan. Dalam kondisi yang demikian terhimpit, di atas
podium Hilari berujar:”
Pengampunan adalah cara membuka pintu lagi dan bergerak maju, apakah itu
kehidupan pribadi atau kehidupan nasional (Forgiveness is a way of opening up the doors again and
moving forward, whether it's a personal life or a national life). Musuh politk Clinton yang sedang menyiapkan pegelaran impeachment (pemaksulan), harus gigit jari. Clinton terselamatkan, tertebus
oleh cinta istrinya.
Begitulah dahsyatnya
pengampunan karena keluar dari hati yang mencintai; hati yang mau menerima
sahabatnya di saat-saat yang paling terpuruk dalam hidup, sehingga ia boleh
kembali berjalan tegak karena ada penopang,
ketika banyak orang menginginkannya tetap jatuh terjerembab.
Kisah heroic cinta yang
memancar pada pengampunan tanpa batas ternyata menjadi ganjalan bagi Petrus.
Bagi Petrus, pengampunan 7 kali adalah sesuatu yang sangat luar biasa, karena sekolah-sekolah
Yahudi kala itu mengajarkan bahwa batas pengampunan cukup tiga kali. Dan oleh
karena itu, toleransi pengampunan sampai tujuh kali, bagi Petrus, adalah sebuah
kebaikan yang harus diapresiasi oleh Tuhan.
Namun ternyata jawaban
Yesus astas batas toleransi Petrus tidak berlaku. Bagi Tuhan, untuk pengampunan
kepada sesama selalu berlaku kelipatan tujuh dan sepuluh, sempurna, tanpa
batas, 70 x 7 x. Sebuah tindakan yang dirasa
sangat mustahil dan begitu menantang, namun bila dijalankan akan membuat
seorang kristiani menjadi matang. Sebab kata Yesus, bobot dosa manusia yang
beratnya seharga 10.000 talenta (3 Triliun) saja bisa diampuni oleh Tuhan, seharusnya
menyadarkan setiap manusia untuk rela memaafkan dan mengampuni sesamanya,
karena sejatinya bobot dosa sesama sangat ringan, hanya 100 dinar; hanya 5
juta.
***
Allah yang menciptakan
kita adalah Allah yang mencintai. Begitu mencintai, sehingga setiap kita
dicipta dalam citra-Nya sendiri, citra cinta. Itulah sebabnya sejak awal, Allah
menegaskan kepada manusia citra cinta bahwa tidak baik manusia hidup tertutup
untuk diri sendiri. Manusia harus terbuka kepada sesama. Pengampunan adalah
ekspresi dari citra cinta dan keterbukaan kepada sesama itu, sebab tak satu
manusiapun luput dari hutang dosa.
Oleh karena itu seseorang
yang hanya sanggup memelihara dendam dan tak sanggup mengampuni akan mendapat
siksaan penderitaan dari Allah melampui orang yang dibenci, karena ia
mengingkari dirinya sebagai citra dari Allah sang cinta sekaligus mengingkari
dirinya sebagai orang orang yang berhutang 10.000 talenta, sebagaimana
perumpamaan Yesus dalam injil. Itulah mengapa kata Putra Sirakh, dendam kesumat
itu sangat mengerikan. Dan oleh karena itu siapa saja yang membalas dendam akan
dibalas oleh Tuhan. Tuhan tidak akan menerima doa orang-orang yang menyimpan
amarah kepada sesama; kesembuhan tidak pernah akan dirasakan oleh mereka yang tak
sanggup mengampuni sesamanya.
***
Saya dan anda adalah
orang-orang yang memiliki hutang dosa 10.000 talenta namun telah ditebus berkat
pengampunan Allah Sang Rahim dan Sang Cinta. Saya dan anda juga adalah
orang-orang yang barangkali mempunyai hutang 100 dinar dosa kepada sesama. Bila suami atau istri punya hutang dosa kepada
pasangannya, ampunilah. Jangan tinggalkan pasangan dan anak-anak dan pergi cari
pasangan lain. Ikutlah first lady Amerika, jangan ikuti first lady yang lain. Sebab
dalam cintalah kalian diikat saat perkawinan; dalam cinta pula kalian harus
mengatasi persoalan. Bila orangtua dan anak mempunyai hutang 100 dinar,
ampunilah. Sebab oleh cinta anak-anak itu lahir. Bila ada teman-teman di KBG
yang saling dendam karena merasa punya hutang 100 dinar, ampunilah. Jangan jadikan
KBG anda sebagai tempat balas dendam, karena KBG adalah rumah tangga bagi sesama, siapa saja.
Sebab kata Paulus, tak
seorangpun di antara kita hidup untuk dirinya sendiri dan mati untuk dirinya
sendiri. Mari membentuk diri untuk hidup bagi Tuhan, agar kita mati pun, kita
mati bagi Tuhan.
Komentar
Posting Komentar